Jumat, 28 November 2008

Komsel dan Arang

Pernah melihat arang yang terbakar di gerobak tukang sate? Coba ambil satu bongkah dan keluarkan dari tempat pembakaran. Segera saja arang tersebut berubah warna dari merah menjadi hitam dan berubah jadi dingin. Seperti itu orang Kristen yang keluar dari persekutuan. Jemaat mula-mula sangat bersekutu. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. (Kisah 2:42). Bila kita keluar dari persekutuan, maka seperti arang, roh kita jadi dingin untuk kemudian mati. Banyak orang Kristen seperti ini. Jadi supaya kita terus menyala-nyala, ayo, ikutan komsel, FA, atau persekutuan doa. Biar kita terus menyala-nyala dan rindu kepada Tuhan. Foto di atas adalah suasana komsel gabungan di rumah teman saya Benny Sondakh yang hari itu juga berulang tahun. Meskipun tempat kerjanya jauh di Yogya, Benny terus berusaha menempuh jarak Semarang - Yogya setiap komsel berlangsung, hanya karena sebuah persekutuan. Bagaimana dengan anda, masihkan bara api itu menyala?

Jalan Kebenaran


Joh 14:6 menulis kalimat yang sangat luar biasa. Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Apakah anda setuju? Malam itu saya pergi ke Bandung, naik kereta api Harina. Tuhan memberi inspirasi saat menyaksikan gerbong kereta sedang di langsir. Masing-masing kita punya tujuan di dunia ini dan kita memiliki kendaraan untuk setiap tujuan itu. Tetapi tahukah anda bahwa ada satu tujuan di mana kita harus pergi ke sana kalau mau selamat? Bukan perbuatan baik yang akan menyelamatkan kita, bukan uang, posisi atau jabatan bahkan kepintaran kita. Jalan keselamatan hanya bisa dilalui menggunakan 'satu kendaraan' yakni Yesus Kristus. Dia adalah jalan yang membawa pada kebenaran yang hidup. Ada banyak jalan tetapi tidak membawa pada kebenaran. Ada jalan kebenaran yang juga tidak membawa pada kebenaran yang menghidupkan. Hanya ada satu jalan pada kebenaran yang menghidupkan; YESUS KRISTUS. Sudahkah anda berada di jalan itu?

Pak Willy

Happy Birthday ya Pak Willy. Saya doakan panjang umur di tangan kanan, kekayaan dan kehormatan di tangan kiri (Amsal 3:16), menjadi firman yang hidup di dalam diri bapak dan makin berkenan kepada Tuhan.

Kita perlu bersyukur atas setiap pertambahan usia yang Tuhan telah berikan. Itu anugerah ! Tentu saja, kehidupan yang kita jalani, haruslah kita isi dengan segala sesuatu yang memuliakan namaNya, supaya anugerah itu tidak diberikan sia-sia. Mari renungkan ini setiap kali anda berulang tahun. Bagi orang yang berkenan kepada Tuhan, Dia memberikan tiga janji utama, yakni umur panjang, kekayaan dan kehormatan. Mengapa kekayaan dan kehormatan ada di tangan kiri? Bukan di tangan kanan yang notabene digunakan sebagai tangan yang bekerja? Mau tahu? Agar kita tahu bahwa kekayaan dan kehormatan itu sumbernya dari Tuhan, bukan karena hasil usaha kita !

Mission Care Bandung


Tgl 24 Nop lalu saya ke Bandung, menjadi pembicara dalam HUT ke 13 MISSION CARE Bandung. Luar biasa ya. Sebuah lembaga yang peduli kepada Hamba-hamba Tuhan bisa bertahan selama 13 tahun dan kita doakan terus bertahan sebagai alat Tuhan di Indonesia. Di saat banyak orang sekarang semakin egois mengurus dirinya sendiri, sekelompok orang justru terbeban menolong orang lain yang melayani di ladang Tuhan. Pak Andreas Lazuardi yang menjadi ketua acara itu meminta saya berbicara tentang "Secupak gandum sedinar" (Why 6:6), sebuah profetik tentang akhir zaman dimana keadaan akan serba sulit secara ekonomis. Harga satu genggam gandum demikian mahal, yakni satu dinar, upah bekerja seseorang selama satu hari penuh ! Krisis yang terjadi sekarang belum ada apa-apanya dengan yang dinubuatkan dalam Wahyu tersebut. Kalau yang sekarang saja sudah buat kita 'megap-megap', apalagi nanti? Mari berlomba untuk semakin dekat pada Tuhan dalam masa-masa latihan di krisis ini. Tapi saya percaya, anak-anak Tuhan tetap terlindungi dan mampu bertahan. Hanya jika kita tetap berusaha jadi berkat dan mengandalkan Dia.

Perilaku Buruk



Saya ingat nasehat Paulus kepada Timotius dalam 1Tim 4:12. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Seringkali kita tidak tahu diri dalam karakter dan perilaku, bahkan cenderung tidak tahu malu seperti orang dalam foto ini, kencing sembarangan di pinggir jalan, dimana semua orang berpotensi menyaksikan kelakuan buruknya. Seringkali kita juga seperti itu. Kita adalah anak-anak Tuhan yang seharusnya jadi terang dan garam, menjadi teladan bagi dunia. Tetapi, perilaku dan kelakuan kita justru bertolak belakang dengan panggilan Tuhan. Kita menjadi teladan buruk di tempat kerja, di dalam gereja dan di lingkungan dimana kita berada. Seperti burung unta yang mencoba menyembunyikan kepalanya di dalam tanah, sementara satu badannya terlihat utuh di luar. Jangan sampai orang lain gagal mengenal Kristus hanya karena perilaku buruk kita.

Game !


Hari Sabtu adalah hari 'kemerdekaan' kids. Biasanya mereka mengajak ke mall untuk jalan-jalan dan ujung-ujungnya nembak papanya untuk main game. Sesekali saya memenuhi dan menemani mereka bermain. Kapan lagi kalau bukan sekarang. Ntar kalau udah 'gedhe' mereka sudah mandiri dan tidak butuh ditemani lagi. Di sana saja juga jumpai banyak orang dewasa, mak-mak, opa-opa, anak muda, om, tante, pembantu, semua ikutan main game. Sepertinya di dunia maya itu, semua orang bebas berekspresi (saat menang dan juga saat kalah). Di sana tidak ada batas budaya dan kelas sosial. Juga tidak ada batas politik. Tiap orang bahkan bebas menonton orang lain. Wah, sebuah kesenangan yang boros waktu dan boros duit. Seandainya di dalam dunia ini, 'game' itu berupa INJIL, betapa indahnya ya. Semua orang berusaha ke sana, tua muda, kaya miskin, untuk sebuah kesenangan kekal. Dunia bisa memberi kita 'game'. Celakanya, kita banyak menghabiskan waktu dan uang kita di sana. Padahal semua permainan itu semu dan yang sesaat menyenangkan. Mengapa ya, kita tidak memilih Injil, sebuah kesenangan pribadi? Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2)

ICE CREAM 'PIPEL'


Revival udah mulai makan. Saya ajak jalan-jalan ke McD. Saat melihat mamanya makan Ice Cream, tangannya bergerak-gerak menjangkau es tersebut. Saya tersenyum melihat responnya. Sangat kontras responnya dibandingkan 3 bulan lalu. Sekarang 'Pipel' udah 7 bulan. Sudah merespon makanan, sudah jalan di baby walker, sudah mengenali orang dan bahkan sudah bisa bilang papa, mama, abang, haleluya. Dulu waktu Pipel bayi saya sangat ingin dengan cepat Pipel dewasa. Tapi hari ini saya belajar, segala sesuatu ada waktunya (Pkbh 3:1). Kita harus sabar menantikan segala sesuatu. Apa yang diperlambat oleh Tuhan, jangan dipercepat. Sebaliknya, apa yang dipercepatNya, jangan diperlambat. Betapa indahnya, melihat hasil dari penantian melalui iman dan pengharapan.

Kamis, 20 November 2008

Minggu Ini...

Dua hal penting terjadi minggu ini.

Pertama, saya berulang tahun. Ini ulang tahun pertama saya di mana papa sudah tidak ada lagi di dunia. Biasanya, papa selalu menyempatkan diri untuk telepon mengucapkan selamat tiap tanggal 17. Rasanya sedih mengingat semua itu (Saya selalu merindukanmu, pa). Tapi teman-teman yang begitu banyak, dengan perhatian yang tulus, menjadi sebuah penghiburan, ketika mereka datang, dengan senyum lebar dan tangan yang diulurkan berkata, "Friend, selamat ultah ya..." Rasanya, seperti air sejuk yang mengalir. Saya jadi ingat firman Tuhan bahwa kalau kita menjadi orang benar, maka umur panjang ada di tangan kanan kita dan di tangan kiri terletak kekayaan dan kehormatan.

Kedua, saya tidak sempat update blog. Mau tau kenapa? Senin sampai sabtu saya mengajar mata kuliah Harvest Theology for Church Growth untuk program S2 di HITS. Setiap hari, mesti belajar lagi untuk mempersiapkan bahan kuliah dan pengajaran. Mahasiswa saya ada 7 orang. Semuanya 'baik-baik' saja. Hanya mereka kadang 'ngantuk' di dalam kelas padahal saya sudah mengajar dengan berapi-api dan suara yang keras. Maklum juga sih, mereka sejak pagi sibuk bekerja dan malam harus kuliah. Tidak gampang melakukannya, tapi saya selalu mendoakan mereka tiap malam, satu demi satu, saya sebut nama mereka di dalam doa, agar melalui kelas ini mereka diubahkan Tuhan dan mengalami perjumpaan dengan Dia.

Lucunya lagi, ada satu mahasiswa yang ternyata tetanggaan dengan saya. Seperti dia berkata, "dunia ini begitu sempit" saya jadi berpikir, jangan sampai dengan sempitnya dunia, membuat kita gampang bertemu sesama, tetapi sulit bertemu Tuhan. Harus selalu ada tempat buat Tuhan di dalam hidup kita !

Rabu, 12 November 2008

Dua Bulan Lalu Papa Pergi...

Hari ini genap dua bulan papa pulang ke rumah Bapa, pergi meninggalkan kami semua. Semua kenangan tentang papa, sewaktu masih di Nias, bahkan masa-masa kecil tak terlupakan, seperti berbaris di depan mata. Saya cuma menangis termenung atas semua itu. Sedih kehilangan papa....
Papa paling senang main musik. Saya percaya "di sana" papa menjadi bagian dari orang-orang lain yang memuji dan menyembah Tuhan. Saya ingat firman Tuhan tentang ucapan bahagia. "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur (Matius 5:4)". Selalu ada sisi sukacita mendampingi sisi dukacita. Ya, kematian bukan hanya dukacita karena ditinggal pergi oleh orang-orang yang kita cintai. Kematian juga membawa sukacita karena percaya bahwa orang-orang yang dipanggil "pulang" pergi ke tempat yang benar, yakni rumah Bapa. Saya percaya papa sudah ada di sana.


Seandianya papa bisa mendengar, saya cuma bisa berkata "Papa, saya kangen papa....."

Kesabaran yang diuji

Tidak gampang untuk menjadi hamba Tuhan. Sebab, firman itu juga 'menusuk' kita yang menyampaikannya. Pagi hari ini saya datang ke kantor dengan penuh sukacita. Dalam perjalanan menuju kantor, saya menyembah Tuhan. Rupanya, hari ini Tuhan sedang membawa saya dalam 'next level' lagi. Mau tahu ujiannya apa? Kesabaran

Pertama, begitu datang ke gereja, koster memberitahu bahwa wilayah tanah mas terkena giliran pemadaman PLN. Itu berarti sepanjang pagi hingga siang di kantor, sama sekali tidak bisa bekerja, membuka komputer, dsb. Kantor menjadi panas. Padahal minggu ini saya sedang mempersiapkan materi kuliah Church Growth untuk minggu depan. Saya guyon pada rekan sekantor, PLN boleh 'byar pet' tapi iman, dalam segala situasi apapun, tidak boleh 'byar pet'.

Kedua, saya kena 'semprot' ibu gembala atas kesalahan yang tidak saya lakukan. Terjadi miskordinasi dan miskomunikasi antara beliau dengan bapak gembala. Karena saya yang kebagian ngatur, 'hamba' selalu kena getah. Nah, ini yang paling seru. Kata-kata penuh amarah meluncur deras melalui telepon di siang bolong dan kemarahan itu tidak mereda. Soal sepele. Saya jadi ingat firman Tuhan dalam Kolose 3:12 "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran" Jadi siang itu saya berdoa untuk ibu gembala tercinta, seperti apapun, saya dikirim Tuhan untuk membackup mereka.

Senin, 10 November 2008

Pertemuan Wilayah


Setiap Senin minggu kedua, jadwal rutin menghadiri pertemuan Hamba Hamba Tuhan GPdI Wilayah 1 Semarang. Kali ini yang datang banyak. Beda dengan pertemuan bulan lalu, cuma segelintir yang datang karena jauh dari kota Semarang. Setelah tanda tangan absen dan bayar perpuluhan, semua memuji dan menyembah Tuhan, lalu dengar firman Tuhan. Fellowship seperti ini memang harus terjadi. Supaya semua perbedaan bisa dilebur, komunikasi yang jarang dan renggang dapat dibangun kembali. Juga untuk saling menopang dan menolong sesama hamba, seperti ciri khas jemaat mula-mula, "mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah 2:42). Betapa indah ya, bisa menjadi bagian dari hamba hamba yang hidup rukun dan bersatu. Semoga ini bukan karena rutinitas belaka atau sebagai syarat administratif.

Duduk Sebagai Jemaat


Minggu ini saya tidak ada jadwal pelayanan. Jadi saya datang ke gereja sebagai jemaat. Indah juga ya rasanya, belajar mendengar apa yang dikatakan oleh hamba Tuhan yang lain. Kalau selama ini saya yang bicara orang lain mendengar, sekarang saya mendengar, orang lain yang bicara. Firman Tuhan disampaikan oleh hamba Tuhan yang masih muda Ev. Salmon Hutasoit dari Jakarta. Bicara tentang tiga hal yang harus ada di dalam diri kita agar berkenan di hadapan Allah dan dihormati manusia; kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus. Sungguh firman yang jadi berkat buat saya pribadi. Singkat, padat dan jelas. Saya jadi ingat Maria yang duduk diam di kaki Tuhan. Yesus berkata, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk 10:40-41). Ya, terkadang kita memang harus banyak mendengar dan duduk diam dikakiNya. Itu yang jauh lebih penting daripada padatnya jadwal pelayanan. (Hamba hamba Tuhan memang harus lebih banyak belajar mendengar rupanya)


Minggu sore, teman saya Pdt. Decky Pendowo melayani di Semarang. Jadi, perlu menjadi tuan rumah yang baiklah. Saya menemani pelayanannya di GPdI Mahanaim dan mendukungnya dalam doa. Mujizat terjadi. Banyak orang disembuhkan. Jadi satu hari minggu kemarin, saya dapat berkat ganda. Pulangnya, seperti biasa, makan-makan :)

Kamis, 06 November 2008

Support Buat Refo

Sudah satu bulan ini saya harus support Refo, anak kedua saya yang bersekolah di SDK Tri Tunggal Semarang kelas 4. Setiap pulang sekolah, dimanapun berada, dia dengan giat berlatih menyanyi dan menghafal lagu. Pasalnya, Refo tergabung dalam Tim Paduan Suara sekolah yang akan berlomba. Saya sangat mendukungnya, terutama untuk melatih keberanian tampil di depan orang, melatih rasa percaya diri dan talenta suara. Saya merasakan ada niat yang kuat di dalam dirinya.

Refo dkk tampil di nomor undian terakhir. Tetapi juri berkehendak lain. Refo dkk tidak memenangkan satu nomor pun. Saya berkata kepada Refo bahwa menang tidak harus identik dengan piala dan penghargaan. Refo sudah menang mengatasi dirinya sendiri. Refo sudah menang dengan memberikan yang terbaik dan harus ditingkatkan lagi. Itu yang saya katakan kepadanya dalam perjalanan pulang ke rumah karena melihatnya diam saja. Pada akhirnya, Refopun berkata, "Suatu saat nanti, Refo akan menjadi bagian yang akan membanggakan sekolah Tri Tunggal" Saya jadi ingat bahwa Tuhan seringkali membawa kita dalam pertandingan dimana kita berhadapan dengan kekalahan - melaluinya TUHAN sedang mengajar satu penting bagi kita, bagaimana menyelesaikan pertandingan hingga ke garis akhir. Finishing well, bukan soal dapat trophy atau piagam. Tapi soal menyelesaikan dengan baik ! Seperti Paulus katakan, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman (2 Tim 4:7)" Refo-pun akhirnya berkata, "Ya, yang penting Refo sudah melakukan yang terbaik."

Selasa, 04 November 2008

Hujan, Hamba dan Kids yang Tertidur

Sore ini jam 18 saya melayani di GKMI Gloria Patri Semarang. Nofa dan Refo, kedua anak saya terkasih, tidak mau ikut dan memilih tinggal di rumah. Karena ini pelayanan pertama, saya mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Temanya 'Ketekunan dalam Menanti Janji Tuhan'. Intinya, janji Tuhan beda dengan janji manusia. Kalau Dia yang berjanji (covenant) maka pasti tanganNya ikut menggenapi. Tetapi, selalu ada rentang waktu antara janji dan penggenapan. Di dalam rentang inilah, kita sebagai orang percaya harus bersikap mempertebal iman kita menyaksikan kenyataan yang sering berbeda dengan iman, dan tidak boleh mencampuri apa yang menjadi bagian Tuhan. Jangan sampai apa yang dijanjikan bagi kita, hilang begitu saja karena respon ketidaktaatan, ketidakpercayaan dan ketidaksabaran. Tuhan selalu menggenapi janjiNya dengan (a) kehendakNya; (b) caraNya dan (c) waktuNya.

Sering terjadi, apa yang dimaui oleh Tuhan beda dengan apa yang kita maui. Termasuk malam ini, hujan turun sangat lebat dan tanah mas banjir. Listrik juga mati. Saya datang on time dan belum ada satupun yang datang. Hamba ! Itulah yang menjadi bagian kita, para pelayan. Hebatnya lagi, seusai ibadah jam 21.00, saat berada di mobil untuk pulang, hujan berhenti dan listrik menyala. Wah, pelajaran yang indah dari Tuhan malam ini tentang ketaatan sebagai hamba. Harus tetap bersyukur atas segala keadaan, itu yang terbaik dari Tuhan. Yang datang malam itu, pasti orang-orang pilihanNya !


Pulang ke rumah, hmm....kids udah pada tidur. Lucu juga melihat mereka 'rukun' begitu. Moga2 bukan cuma rukun saat tidur saja. Waktu saya melongok ke kamar, saya jadi ingat firman Tuhan bahwa anak-anak laki-laki adalah milik pusaka Tuhan (Mazmur 127:3). Saya punya tiga !


Ketika berbalik ke belakang setelah menulis blog ini, saya juga mendapati Revival (adiknya Nofa dan Refo) sudah tertidur pulas dengan pose yang lucu. Nih fotonya.... :)

Minggu, 02 November 2008

Pesta Kawin dan Parkir

Sore, saya pulang ke Semarang. Seharusnya istirahat. Capek sekali rasanya. Tapi masih ada satu acara lagi. Ikutan resepsi pernikahan tetangga Adenia di Plaza Simpang Lima Semarang. Rencananya saya jadi datang. Tapi ada dua tetangga yang batal ikut dan ke rumah untuk titip sumbangan. Wah...tidak ada pilihan lain, harus datang.
Acara di Plaza Simpang Lima Semarang selalu merepotkan. Parkir susah. Sore itu, hujan juga turun dengan lebat. Tiga kali saya mutar baru dapat tempat parkir. Itupun setelah mengucap syukur dan menenangkan diri. Sebelumnya sempat ngomel-ngomel tidak karuan :). Rupanya Tuhan sedang melatih kesabaran saya. Karakter Kristus itu, harus 'terus menerus' dilatih dan dibentuk. Tuhan seringkali menggunakan keadaan, situasi yang ada disekeliling kita (terutama yang tidak 'enak') untuk membentuk nilai di dalam diri kita sendiri. Untung lulus, jadi dapat tempat parkir. Kalau tidak, bisa mutar sampai seratus kali.


Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Gal 5:22-23

Baptis Lagi...Wah...



Pulang pelayanan dari PMK Undip saya pindah ke Wisma KSED Bandungan. Di sana ada Youth dari GPdI Hermon Semarang yang sedang mengikuti Champion Gathering (CG) dari program SPK Youth yang kedua. Selalu ada satu sukacita setiap kali mengikuti CG. Kenapa? Baptis jiwa ! Bukankah Tuhan Yesus pernah berkata, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20).
Kali ini ada 13 orang yang memutuskan menerima Yesus sebagai juru selamat pribadi dan memberi diri mereka di baptis. Luar biasa ya, setiap kali membaptis jiwa-jiwa, saya merasa Surga terbuka di atas tempat itu dan mendengar ribuan sorak sorai kemenangan dari malaikat.

Nggak Ada U Nggak Rame

Hari ini (pukul 09.00) di Wisma Angela Patrick Bandungan saya memberi ceramah satu sesi di Retret PMK Fakultas Sastra Undip Semarang tentang kekuatan persekutuan. Panitia sendiri memberi tema 'Nggak Ada U Nggak Rame'. Wah, seru. Saat penyembahan, mereka semua dijamah Tuhan dan mengalami penyegaran kembali untuk komit membangun PMK. Maju terus ya, PMK UNDIP, jadilah terang Allah di kampus itu.


Ada satu peserta yang saya peluk setelah memberi kesaksian tentang kehilangan kasih Bapa di usia 5 tahun. Waktu saya mewakili papanya meminta maaf, seluruh ruangan tiba-tiba dipenuhi urapa kasih Bapa. Indah sekali. Bapa di dunia memang bisa mengecewakan.

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
(Mazmur 103:13)